Jessica Huwae Javier Mahel, penulis best seller yang karya-karyanya pernah meraih penghargaan sastra dan diterjemahkan ke beberapa bahasa, mengalami "writer's block" panjang. Javier hanya punya sisa waktu 30 hari untuk menunaikan kewajibannya menyetor naskah kepada penerbit. Atau, tamatlah riwayatnya.
Masalahnya, bagaimana bisa menulis novel roman kalau hidupnya sendiri jauh dari cinta?
Bernadus Tirto, seorang prajurit muda, terantuk pada pilihan mengejar karier yang bisa menyelamatkan dirinya--juga masa depan keluarganya--atau pilihan untuk memperjuangkan kekasihnya yang jelas-jelas berasal dari latar belakang dan status sosial yang berbeda dengannya?
Ada rindu yang tak sanggup terucapkan, ada jalan-jalan panjang berliku yang harus ditempuh dan keputusan-keputusan berbuah sesal dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak kunjung usai. Benarkah bahwa sesungguhnya, cinta, tak pernah sesederhana kelihatannya?
"Kalimat favorit saya dalam novel ini berbunyi ‘Karena hidup idealis adalah hidup yang sunyi dan sepi’. Saya rasa kalimat ini punya suara yang begitu lantang di tengah maraknya pergolakan pasar, meningkatnya konsumerisme dan kadar idealisme yang mulai dipertanyakan." (Maggie Tiojakin, penulis & pendiri Fiksi Lotus)
"Siapapun yang pernah, atau sedang, menjalani pilihan hidup sebagai pengarang, akan merasakan dirinya terwakili. Kita dibuat tersenyum oleh narasi yang dengan tepat menggambarkan "romantika berkesenian", seperti ide yang macet, ritual menulis yang ribet (tapi tak selalu berhasil), ketakutan menghadapi kritik dan pasar, juga hantu bernama deadline. Teknik narasi berlapis sendiri sebenarnya bukan hal yang baru dalam dunia fiksi, tapi Javier berhasil mengeksekusinya dengan pas." (Andina Dwifatma, pengarang novel "Semusim, dan Semusim Lagi")
"Menikmati aliran kisah Javier ini seperti melihat kepingan puzzle yang ditata pelan dan teliti, tanpa gambar panduan. Lalu, blam! Tampilan akhirnya bikin terkenang-kenang." (Sica Harum, book enthusiast, co-founder NyonyaBuku)
Genres:
FictionNovelsRomance
Pages